HKAKABO RAZI & PENDAKIAN YANG SEBENARNYA


Enam orang terbaik yang diutus oleh The North Face dan National Geographic pada 2014 untuk menjejakkan kaki mereka di puncak menara Asia Tenggara, Hkakabo Razi, yang dalam data ensiklopedia menyebutkan memiliki ketinggian 5881 Mdpl, berakhir dengan senyum kecut dan penuh rasa kecewa, keenam orang atlet pendaki gunung, ski, dan super explorer belum berhasil mengalahkan kekokohan gerigi maut puncak menara asia tenggara ini.

Renan Ozturk (The North Face Athlete) saat mencoba meraih puncak sebelah sisi barat Hkakabo Razi
(Photographs by Cory Richards – National Geographic Photographer http://ngm.nationalgeographic.com/2015/09/hkakabo-razi-climb/richards-photography)

Mungkin terasa asing bagi kita mendengar nama gunung ini, Hkakabo Razi memang tidak setenar Everest, sepopuler Elbrus, semenakutkan K2, atau se icon dengan Eiger, namun, meskipun ia adalah gunung tak terkenal dengan ketinggian tidak mencolok, mungkin hanya puncak Hkakabo Razi saat ini yang masih menyandang sebuah predikat sebagai puncak tak terkalahkan.

Pendaki Jepang, Takashi Ozaki, dan juga atlet mountaineering Myanmar, Nyima Gyaltsen, pada informasi ensiklopedia menyebutkan  telah berhasil memuncaki gunung tangguh ini, namun pada banyak tulisan dan literature, juga dari berbagai data yang banyak dipublikasikan oleh journal jurnal mountaineering menyebutkan jika Hkakabo Razi, si gunung bisu menara Asia Tenggara, hingga saat masih memiliki status perawan, alias belum satu orang pun yang mampu menjejakkan kaki di puncaknya.

Ada banyak hal yang membuat Hkakabo Razi seolah tidak tersentuh oleh maraknya jamahan para pemuncak gunung.

Selain untuk mencapai kaki gunungnya sendiri yang membutuhkan waktu lebih dari sebulan, jalur menuju puncaknya sendiri masih merupakan puzzle yang sulit untuk dipecahkan. Tidak mengherankan jika kita membaca tulisan Mark Jenkins pada National Geographic edisi September 2015, keterpencilan Hkakabo Razi dan kesulitannya mampu mengalahlah enam orang terbaik dari salah satu ekspedisi besar dengan dukungan brand raksasa dunia, membuat semua kemampuan mereka selama ini yang disanjung puji, menjadi tak banyak berarti setelah tiba di Hkakabo Razi.



Peta jalur Hkakabo Razi
(Photographs by Renan Ozturk – The North Face Athlete, Climber, Cinematoprapher,Filmmaker

Hkakabo Razi adalah sebuah puncak gunung yang terletak di Myanmar, terdiri dari beberapa gugusan pegunungan yang berdiri diluar jalur Himalaya. Secara geografis, puncak Hkakabo Razi adalah puncak tertinggi yang berada dalam kawasan asia Tenggara.

Jadi meskipun kita dapat berbangga hati dengan Cartenz Pyramid yang menjulang gagah di negeri Cenderawasih, bernaungkan kibaran merah putih, namun untuk kawasan Asean, Cartenz Pyramid sungguh pun lebih populer karena masuk dalam jajaran seven summit dunia, sebagai raja, Hkakabo Razi tetap berada di atasnya.

Sebelumnya pernah ada perdebatan tentang mana puncak tertinggi untuk Asia Tenggara ini, dua kandidat yang menjadi bahan perdebatan adalah Razi bersaudara, yaitu Hkakabo Razi sendiri, dan saudaranya Gamlang Razi yang juga merupakan pegunungan misterius dengan puncak tak terjelajah. Namun belakangan semakin diketahui dengan yakin, bahwa Hkakabo Razi berada diatas Gamlang Razi dengan perbedaan elavasi hingga seratusan meter. 

Gamlang Razi berada pada elevasi 5750 an meter dari permukaan laut, sedangkan Hkakabo Razi menjulang seratusan meter di atasnya, dan untuk angka pasti berapa ketinggian Hkakabo Razi yang sebenarnya, belum ada pendaki yang dapat memberinya angka secara pasti, karena puncaknya masih tak tersentuh.

Ditengah komersialisasi yang begitu memilukan untuk tempat tempat adventure seperti sekarang ini, beberapa jiwa penjelajah yang serius tentu merindukan beberapa teknik penjelajahan gaya lama, yang sepi, yang hening, yang terpencil, dan yang jauh dari segala kebisingan yang mengganggu.

Orang orang bisa membayar helicopter untuk mengantarkan mereka ke Base Camp Everest, membayar pesawat khusus dan kapal special untuk menempatkan mereka di dua kutup, menyewa perahu motor canggih untuk membelah sungai Amazon, membeli mobil super tangguh untuk melintasi Gurun Sahara. Namun ketika kita memilih Hkakabo Razi, kita akan kembali ke 50 atau 70 tahun yang lalu, ketika semangat menjelajahi tempat tempat baru dengan seperangkat kegigihan dan kesabaran, menjadi jauh lebih penting dari sekedar gears gears mahal, dan teknologi masa kini.

Hkakabo Razi tak bisa dijangkau dengan mobil Dakkar yang biasa berjibaku dengan lumpur, helikopter pun belum tersedia untuk mendrop para pendaki hingga ke kaki gunung. Selama lebih dari sebulan perjalanan di tengah hutan lembab yang gelap, penuh laba laba, phyton, bahaya nyamuk malaria, dan segala tantangan lain yang akan melelehkan nyali.

“… anda bahkan bisa mati sebelum melihat kaki gunungnya…” Komentar salah salu pendaki yang bersama team The North Face dan National Geographic 2014.

Mark Jenkins (National Geographic Writer) yang hampir mencapai puncak
(Photographs by Cory Richards – National Geographic Photographer


Saya bukan penjelajah ulung, atau pun pendaki yang tak kenal rasa takut. Saya hanyalah orang yang gemar dengan kisah dan cerita tetang penjelajahan, yang juga mengagumi Ibnu Battutah si pesintas dunia, pengagum Amundsen si pengarung kutub, atau pengagum Messner si dewa puncak gunung. Dan saya senang mendengar kisah perjalanan dan dunia yang mereka jelajahi.

Jika perkiraan saya benar, para pengarung dan penjelajah tangguh kembali rindu dengan segala model petualangan gaya lama yang mandi dalam keterpencilan dan keterasingan, berkutat dalam rimba tak bertepi, berbulan bulan dalam sepi bersandar alam raya dan mara bahaya. Maka saya sepertinya akan menjadi sangat yakin jika Hkakabo Razi sebentar lagi akan menjadi arena perlombaan para penjelajah gunung dunia.

Siapa yang akan menjadi peraih puncaknya pertama kali, yang sungguh sungguh valid dan diakui, yang akan menentukan ketinggian sebenarnya dari gunung tak terkalahkan ini?

Hkakabo Razi akan memanggil jiwa menjelajah idola saya, pendaki gunung perempuan paling berprestasi di dunia, Gerlinde Kaltenbrunner.
Hkakabo Razi akan menantang kemampuan speed climbing si Swiss Machine Ueli Steck.
Hkakabo Razi akan menantang solidnya si bintang baru, Mike Libecki.
Atau Hkakabo Razi juga akan mengundang pemain yang lebih tua, Reinhold Messner, Ed Viesturs, Peter Whittaker, Simone Moro, Conrad Anker, dan yang lainnya.
Dan tentunya, Hkakabo Razi juga akan menantang nyali para pamain muda yang sedang membara, Allex Honnold, David Lama, Marin Jorgensen, Mike Libecki, Melissa Arnot, Dave Hann, Jimmy Chin, dan sederet nama bintang lainnya.

Jika dulu perlombaan meraih puncak gunung akan membawa nama negara, kali ini saya yakin pula jika Hkakabo Razi akan menantang logo brand mana dulu yang akan berkibar dipuncaknya, The North Face kah, First Ascent kah, Mammut kah, Black Diamond kah? Atau brand brand lain yang jumlahnya ratusan itu.

Sekali lagi, jika jiwa petualangan gaya lama telah kembali, saya yakin Hkakabo Razi akan menjadi medan pertempurannya.

Bagaimana menurut kalian?






Komentar

Unknown mengatakan…
Luar biasa sulitnya..

Postingan Populer