K.I.T.A | TENTANG KITA, YANG TAK LAGI BERSAMA
Sebelum hadir kata
kenyamanan, pastikan itu cinta, bukan cuma penasaran belaka. Karena sering kita
melihat hati-hati yang patah sebelum cinta benar-benar merekah. Semua itu
berujung pada saling menyalahkan dan saling mencaci satu sama lain. Hingga
akhirnya, tak pernah ada lagi saling sapa akibat kegagalan menanggapi rasa.
Jatuh cinta tak pernah
bisa dikatakan biasa. Ada rindu yang selalu jatuh di terik sepi yang lupa
berteduh. Ada bosan yang selalu tertolak di tiap angan yang begitu
menginginkan. Serta, ada sakit yang tak akan pernah membekas di tiap hati yang
selalu ikhlas.
Iya, maaf.
Kata sederhana yang
selalu menjadi juara. Begitu mudah diberikan, begitu cepat dilupakan. Berikut
semua penjelasan tanpa henti tentang berhenti menyakiti hingga janji setia
sampai mati. Beserta pelukan hangat sehabis pertengkaran dan bisikan sayang
yang begitu menenangkan. Kemudian, lupa akan luka. Hilang akan benci.
Perlahan,
Pun.
Berganti.
Lepas genggaman, cinta
terbunuh pelan-pelan. Terutama tentang kita. Sesederhana aku mencintaimu,
serumit itu kau mencintainya. Sesederhana aku ingin membahagiakanmu, serumit
itu kau bahagia dengannya.
Kau, adalah nama dalam
doa yang selalu kubicarakan dengan Tuhan. Sebelum akhirnya aku sadar, satu
huruf terucap dariku pun tak pernah kau dengar. Namun ingat, pada kehilanganmu
aku berpesan JANGAN MENCARIKU! Tetapi tanyakan pada perasaan, adakah aku di
masa depanmu?
Karena kita adalah satu
ragu yang mengumpul untuk saling menjauhi. Kita adalah dua hati yang sudah
enggan bertegur harap dalam janji. Kita adalah tiga kata “aku sayang kamu” yang
membisu dalam sepi.
Dan,
K.I.T.A, adalah empat
huruf yang tak bisa dipersatukan kembali.
Komentar