The Way: Sebuah Doa

Tigapagi.
Dari 14 nomor tema yang mereka angkat pada album perdananya bertajuk Roekmana's Repertoire pada 30 September 2013 lalu ada 1 nomor yang sangat menarik.

The Way, dan kurang lebih seperti inilah liriknya :


Life is not a circle, but life is just a simple line
And the line is an empty space between the start and the end
Earth from the outer space is full of emptiness
And you are the one who could kill all this emptiness


You are the one, you are the only one


I found the way, I found the way
I found the way, I found the way to you
Then I go away, why I turn away?
Cause there is too much to do


We lost our way, we lost our way
We lost the way to you
Then we go away, why we turn away?
Cause there is nothing to do


I found the way, I found the way
I found the way, I found the way to you
Then I go away, why I turn away?
Cause there is too much to do


Busy, busy, busy, busy, we’re just too busy
Busy, busy, busy, busy, we’re just too busy
Busy, busy, busy, busy, we’re just too busy
Busy, busy, busy, busy, we’re just too busy


Nyatanya hidup ini hanya sebatas garis linear. Awal dan akhir. Tidak ada pengulangan hidup, tidak ada amnesia untuk jiwa baru, tidak ada samsara. Hidup hanya sekali. Selebihnya kita akan kembali ke akhirat. 

Ketika sadar dan ingat soal yang barusan. Sadar betapa cuma sejengkalnya antara hidup dan mati. Aneka ragam perasaan akan menyeruak secara otomatis. Entah itu perasaan lelah, sendiri, menyesal, nggak berguna, dan lain-lain. Di situ lah manusia biasanya rindu dengan Tuhannya. Dengan Penciptanya. Dengan script writer kisah hidupnya. 

Di titik itu, kemana arah seorang manusia berlari adalah tujuan yang menentukan hidupnya di kemudian hari. Misal, manusia yang tak ber-Tuhan mungkin akan lari dengan bunuh diri, atau manusia yang merasakan keberadaan Tuhan namun ia terlalu angkuh dengan selalu menuntut pembuktian, maka bisa jadi ia hilang akal atau gila (karena kebanyakan teori dan mumet sendiri). Dan manusia yang ber-Tuhan (serta percaya akan kekuasaan-Nya) akan kembali duduk menyembah dan berserah. Memohon maaf karena akhirnya ia sadar. 

Karena selama ini si manusia ber-Tuhan telah lama berpaling. Telah lama kesasar. Kesadarannya kali ini adalah momentum kembalinya ia menengadah meminta pertolongan. Pertolongan dari kalut yang menyiksa dan pertolongan dari segala janji hukuman yang maha pasti. Itu lah hari dimana seorang hamba akan ber- “I found the way. I found the way. I found the way to you. Then I go away. Why I turn away? Cause there is nothing to do”. Nggak ada lagi yang bisa dilakukan selain minta tolong dari sang script writer. Ia yang berkuasa. Ia yang memegang naskah, membuat naskah. Hanya Ia yang bisa memelintir cerita.

Kalo saya bisa rangkum lagu ini jadi sebuah doa, mungkin ia akan berbunyi seperti ini:

Ya Tuhan. Sungguh hamba adalah manusia pelupa. Sungguh hamba manusia ceroboh. Ampuni hamba yang telah ingkar ya Tuhan. Terlalu lupa untuk sekedar menyapa, meski hamba tau ini semua atas izin-Mu. Hanya oleh Mu. Ya Tuhan. Hamba mohon beri petunjuk Mu. Beri tau hamba jalan menuju Mu. Ampuni hamba. Ampuni hamba. Sungguh tiada Tuhan selain Engkau





Komentar

Postingan Populer